Kanal

Parah, Bangun Kelas SMUN 3 Rumbai Wali Murid Harus Bayar Rp 200 Ribu

RUMBAI, RADARPEKANBARU.COM - Setiap siswa yang bersekolah di Sekolah Menegah Umum Negeri (SMUN) 3 Rumbai, diwajibkan untuk membayar sumbangan sebesar Rp 200 ribu. Sumbangan tersebut dikumpulkan untuk membangun beberapa ruang kelas sementara di seputar reruntuhan bangunan sekolah yang terbakar.    Sumbangan wajib yang dibebankan kepada seluruh orang tua siswa tersebut dinilai kurang pantas dilakukan pihak sekolah. Pasalnya, pembangunan ruang kelas atau sekolah itu bukanlah tanggung jawab siswa, melainkan tanggung jawab Pemerintah.     Selain itu, sumbangan sebesar Rp 200 ribu tersebut juga akan menambah beban para orang tua, terutama bagi orang tua siswa yang kurang mampu.    Seperti yang sampaikan, salah satu orang tua siswa yang tidak ingin disebutkan namanya kepada wartawan, Sabtu (6/12) kemarin. Menurutnya, sumbangan sebesar Rp 200 ribu yang dibebankan kepada seluruh siswa SMUN 3 ini, tidak seharusnya dilakukan oleh pihak sekolah. Sebab, sumbangan ini tentunya akan menambah beban orang siswa, terutama bagi orang yang kurang mampu. "Pembangunan ruang kelas itu kan bukan tanggung jawab kami, tetapi kenapa harus kepada kami para orang tua siswa yang dibebankan. Bukanya sekolah itu tanggung jawab pemerintah," katanya.      Ia meminta kepada pemerintah kota pekanbaru dan provinsi riau, untuk meluruskan dan mengklarifikasi kembali terkait keinginan pihak sekolah yang akan membangun ruang kelas tersebut. "Bagi kami sebenarnya tidak ada masalah dengan sumbangan itu, tetapi alangkah baiknya jika pihak sekolah menunggu dulu keputusan dari pemerintah bagaimana tentang kelanjutan pembangunan sekolah ini. Agar, jangan sampai sumbangan itu nantinya menjadi masalah baru bagi pihak sekolah, dan otomatis akan berpengaruh terhadap kegiatan belajar mengajar anak - anak kami yang bersekolah disana," ungkapnya.   Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Komisi III, DPRD Kota Pekanbaru Aidil Amri, menghimbau kepada pihak sekolah dan komite SMUN 3 Rumbai, untuk mengkaji terlebih dahulu terkait pembangunan ruang kelas tersebut. Karena ia khawatir kebijakan yang telah disepakati ini akan menyebabkan nada sumbang dari beberapa orang tua siswa. "Kalau memang sudah disepakati oleh seluruh orang tua siswa, sebaikanya di koordinasikan kembali, karena kita masih mendengar adanya keluhan-keluhan terkait sumbangan itu. Jangan sampai hal ini nantinya menjadi bumerang bagi pihak sekolah itu sendiri," kata Aidil    Dijelaskanya, saat ini, pihaknya tengah membahas tentang pemidahan sementara SMUN 3 Rumbai ke SMU yang sedang dibangun di Kelurahan Lembah Sari, Kecamatan Rumbai Pesisir. "Kita sudah membahasa hal ini dengan pihak Dinas Pendidikan dan pemerintah kota pekanbaru. Jadi, rencananya menjelang SMUN 3 itu dibangun kembali, seluruh siswa akan dipindahkan sementara ke SMU yang sedang dibangun di Rumbai Pesisir. Kemungkinan awal tahun 2015 ini SMU yang baru tersebut sudah bisa difungsikan," ungkap politisi Demokrat, asal Rumbai.     Selain itu, kata Aidil, pembangunan ruang kelas di seputar reruntuhan bangunan sekolah yang terbakar tersebut juga akan berdampak buruk terhadap psikologi siswa. Karena melihat puing-puing material bangunan sisa kebakaran itu akan membuat trauma para siswa. "Kalau dibangun ruang kelas disana takutnya akan membuat mereka trauma, karena bayangan saat api melalap sekolah mereka itu akan terus menghantui jiwa para siswa. Jadi kami himbau sebaiknya keinginan untuk membangun ruang kelas itu benar-benar disetujui oleh orang tua siswa, dan koordinasikan terlebih dahulu kepada pihak-pihak terkait, untuk menghindari hal-hal yang tidak kita inginkan," tandasnya. (Ram/yo)
Ikuti Terus Riaupower

BERITA TERKAIT

BERITA TERPOPULER