Kanal

Penuhi Hidup dengan Rasa Syukur dan Lihat Keajaibannya

RADARPEKANBARU.COM -- Rasa syukur dapat meningkatkan suasana hati menjadi lebih bahagia. Rasa syukur juga memungkinkan seseorang untuk melihat kesulitan sebagai pelajaran hidup.

 

Alih-alih mengeluh dan bersedih, rasa syukur jauh lebih mendorong kepositifan dan kualitas hidup yang lebih baik. Sederhananya, rasa syukur berdampak pada kebahagiaan. 

"Perspektif kita adalah realitas kita. Perspektif bersyukur adalah salah satu yang membantu kita di jalan kebangkitan dan penghargaan spiritual kita," ujar Monique Hassan dilansir dari About Islam, Rabu (28/7).

Sebagai advokat psikologi positif, Hassan melihat nilai manfaat dari rasa syukur sebagai bagian dari proses penyembuhan serta gaya hidup sehari-hari. Ini menggunakan unsur optimisme dan kebahagiaan. 

"Alih-alih melihat dapur setengah kosong, pilihlah untuk melihatnya setengah penuh dan ucapkan terima kasih kepada kekuatan Anda yang lebih tinggi," kata Hassan.

Berucap syukur tidak melulu pada saat menerima kejutan besar. Berucap syukur dapat dimulai dari hal-hal kecil dan sederhana. Percayalah ini mampu mengubah suasana hati.

Misalnya, seorang pecandu opioid yang pulih menghadapi pertempuran dalam diri mereka sendiri. Mereka harus menang atas keinginan mereka sendiri dan kesulitan detoksifikasi.

 

"Mereka dapat memilih untuk mengambil perspektif 'Ini sangat sulit, mereka memiliki begitu banyak aturan di sini, bagaimana saya akan mengatasinya' atau 'Saya diberkati memiliki program terapi yang baik. Aturan ini membantu saya menemukan stabilitas, saya bersyukur atas kesempatan ini untuk mengubah hidup saya," kata Hassan.

Dengan menunjukkan rasa syukur, menurutnya, akan menjadi pribadi yang bisa menghargai dan menerima apa yang terjadi. "Semakin kita menghargai sesuatu, semakin banyak investasi yang akan kita buat," kejarnya.

Rasa syukur juga terkait dengan spiritualitas seseorang. Hassan mencontohkan empat elemen di mana semuanya memiliki keterkaitan satu sama lain dan dapat meningkatkan kondisi mental menjadi lebih baik. 

Fisik (perilaku kita)

Adam bersyukur William membantunya belajar untuk ujian. Adam berjalan ke William, menjabat tangannya dan mengucapkan terima kasih banyak (karena) telah membantunya. Adam mengatakan alhamdulillah untuk nilai bagus. Adam kemudian memberi William pena yang bagus sebagai tanda penghargaan.

Mental (pikiran atau keyakinan kita)

Adam percaya  William adalah sahabat yang baik dan patut disyukuri atas tindakannya. Adam berpikir  William menjadi lebih dapat dipercaya sebagai teman. Adam percaya William adalah berkah baginya.

Emosional (perasaan kita)

 

Adam merasa lebih bahagia dan begitu pula William.

Spiritual (jiwa kita, yang meliputi semua ini)

Hati Adam lebih terbuka kepada William., Adam berdoa untuk William dan merasakan persaudaraan. Diri batin Adam memiliki sedikit lebih banyak rasa syukur dan perasaan ringan batin.

"Dengan menggunakan contoh di atas, William akan terpengaruh secara positif oleh rasa terima kasih yang ditunjukkan Adam. Kita dapat melihat  rasa syukur berdampak pada kebahagiaan serta mendorong kepercayaan dengan temannya melalui hati atau spiritual mereka yang lebih terbuka satu sama lain saat ikatan yang lebih dalam berkembang. William akan membalas rasa terima kasihnya saat dia menghargai persahabatan. Siklus rasa syukur, kepercayaan, dan ikatan spiritual yang lebih dalam dapat berkembang," kata Hassan.

Allah SWT berfirman, yang artinya : "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) lebih banyak kepadamu, dan jika kamu ingkar, maka pasti azab-Ku sangat berat.” (QS. Ibrahim ayat 7)

Bersyukur, menurut Hassan, jauh lebih dari sekadar mengucapkan terima kasih kepada seseorang. Bersyukur adalah gaya hidup, sikap menyeluruh dan pilihan untuk mengambil perspektif positif dan spiritual dalam hidup. 

"Jika kita percaya bahwa segala sesuatu terjadi karena suatu alasan, maka tentunya kita harus mensyukuri segala hal baik dan buruk karena semua itu memiliki tujuan," ucapnya.

"Kita mungkin tidak dapat menentukan apa tujuannya dan mungkin sulit menerimanya, tetapi kemampuan mengucapkan Alhamdulillah atau Terima Kasih bahkan di saat-saat sulit menunjukkan kecenderungan yang kuat terhadap kepositifan dan penguatan diri spiritual kita," tambahnya.(rep)

Ikuti Terus Riaupower

BERITA TERKAIT

BERITA TERPOPULER