RADARPEKANBARU.COM -- Bulan Ramadhan sudah berakhir beberapa pekan lalu. Meskipun ibadah puasa selama bulan Ramadhan sudah selesai, ada puasa sunnah yang bisa dijalankan oleh umat Muslim di bulan Syawal.
Apakah telat jika baru melaksanakan puasa enam hari di pertengahan Syawal? Peneliti Rumah Fiqih Indonesia Ustadz Ahmad Zarkasih mengatakan tidak masalah jika baru mulai puasa enam hari di pertengahan Syawal.
Sebab, tidak ada syarat untuk bisa mendapatkan fadhilah sunnah Syawal harus dikerjakan di awal bulan. “Bagus dilakukan di awal, tidak masalah di pertengahan bulan, dan boleh di akhir. Yang penting enam hari itu terselesaikan di bulan Syawal walaupun terpisah, tetap mendapat kemuliaan itu karena tidak ada keharusan berurutan,” kata Ustadz Ahmad
Selain itu, puasa di bulan Syawal juga sama seperti puasa selama setahun penuh. Ini berdasarkan salah satu hadits. “Barangsiapa berpuasa Ramadhan, lalu menyambungnya dengan enam hari di bulan Syawal,maka dia seperti berpuasa sepanjang tahun,” (HR Muslim).
Dewan Pengajar di Pesantren Mahasiswa Ihya’ Qalbun Salim Lebak Bulus, Jakarta ini menyebut sejatinya amal ibadah Muslim itu digandakan pahalanya sampai 10 kali lipat. “Nah, puasa yang sudah dilakukan selama bulan Ramadhan 30 hari itu dikalikan 10 menjadi 300. Kemudian puasa enam hari Syawal ini dikalikan 10 menjadi 60. Jadi, jumlahnya menjadi 360. Itu adalah jumlah hari setahun,” ujar dia.
Dia mengatakan bagi siapa pun yang masih ada utang puasa dan ingin menggantinya dibarengi dengan puasa Syawal itu boleh. Yang penting, niat puasanya sejak malam bukan di pagi hari. Pun niat puasanya harus niat untuk puasa qadha yang wajib. Jika niatnya hanya untuk puasa sunnah maka puasa qadha menjadi tidak sah.
“Kalau bicara afdhal, tentu satu hari untuk satu jenis puasa itulah yang afdhal, yakni puasa qadha lebih dulu kemudian yang sunnah. Tapi kalau bicara boleh atau tidak, tentu boleh menggabungkan dua puasa tersebut. Wallahu a'lam,” tambah dia.(rep)