Kanal

China: AS Rusak Keamanan dan Stabilitas Teluk Taiwan

BEIJING - China mengatakan bahwa Amerika Serikat( AS) secara serius merusak perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan. Pernyataan itu menyusul eskalasi baru-baru ini di Selat Taiwan, setelah kapal perusak berpeluru kendali AS, USS Barry melakukan apa yang disebutnya pelayaran rutin di selat Taiwan.

Juru bicara Komando Teater Timur tentara China, Zhang Chunhui mengatakan apa yang dilakukan AS adalah tindakan provokasi, yang hanya akan membahayakan perdamaian dan stabilitas di wilayah tersebut. 

"AS harus menghentikan provokasi di kawasan itu. Jika terus berlanjut, Beijing akan bertekad untuk mempertahankan integritas teritorial negara dan menjaga perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan," ucapnya, seperti dilansir Sputnik pada Kamis (15/10/2020).

Amerika sendiri diketahui memang telah meningkatkan kehadiran militer mereka di wilayah itu, karena mulai waswas dengan China yang bertekad merebut kembali Taiwan dengan kekuatan militer. Washington bahkan mengancam akan mendaratkan kapal-kapal perang amfibi ke pulau tersebut sebagai pembela.

Ancaman Washington itu disampaikan Penasihat Keamanan Nasional AS Robert O'Brien. Dalam sebuah acara di University of Nevada di Las Vegas pekan lalu, O'Brien mengatakan China terlibat dalam penumpukan Angkatan Laut besar-besaran yang mungkin tidak terlihat sejak upaya Jerman untuk bersaing dengan Angkatan Laut Kerajaan Inggris sebelum Perang Dunia Pertama.

"Bagian dari itu adalah memberi mereka kemampuan untuk mendorong kami keluar dari Pasifik Barat, dan memungkinkannya melakukan pendaratan (kapal-kapal) amfibi di Taiwan. Masalahnya adalah pendaratan amfibi sangat sulit," ujar O'Brien, merujuk pada jarak 160 km antara China dan Taiwan dan kurangnya area pendaratan pantai di pulau itu.

"Ini bukan tugas yang mudah, dan ada juga banyak ambiguitas tentang apa yang akan dilakukan AS sebagai respons atas serangan China terhadap Taiwan," lanjut O'Brien, ketika ditanya apa pilihan AS jika China bergerak untuk mencoba menginvasi Taiwan.

O'Brien mengacu pada kebijakan lama AS tentang "strategi ambigu" ketika menjawab pertanyaan apakah Amerika akan campur tangan untuk melindungi Taiwan, yang dianggap China sebagai provinsinya dan telah berjanji untuk menyatukannya kembali dengan China daratan, bahkan dengan kekerasan militer jika perlu.(sndo)

Ikuti Terus Riaupower

BERITA TERKAIT

BERITA TERPOPULER