Kanal

Terutama Di Riau, Indonesia Perlu Antisipasi Terpuruknya Kebebasan Pers

RADARPEKANBARU.COM - Dari waktu ke waktu, kebebasan pers di Indonesia, dinilai makin terpuruk. Hal ini dilihat dari sejauh mana keberadaan pers dalam mengembangkan karya jurnalistiknya terkesan penuh tekanan. Banyak contoh dan kenyataan sejauh mana kebebasan yang sebenarnya memiliki UU pers, namun kenyataanya terabaikan.

Hal itu terungkap pada Diskusi yang diadakan oleh Forum Diskusi Publik bersama sejumlah media, Jumat (29/8/2014). Diskusi ini bertemakan "Memprediksi Situasi dan Kondisi (Ancaman, tantangan Hambatan  dan gangguan) media cetak, elektronik, online dan media sosial di tahun 2015".

Diskusi yang menghadirkan pemateri dari pakar jurnalistik Riau, seperti Sapriadi, Hasan Basri, dan DR Nurdin Khalid berlangsung alot.

Dalam diskusi itu Sapriadi selaku narasumber mengritik tentang pengkotak kotakan antara media cetak, online dan elektronik, karena menurutnya kesemua media itu merupakan karya jurnalistik. "Ini setara dengan media masa yang ada di UU pers, karena sama memiliki karya jurnalistik," sebutnya.

Yang perlu dicermati kata Sapriadi, tentang kebebasan pers yang menunjukan kecendrungan penurunan dari tingkat kebebasan pers sendiri. Terutama tentang indeks kebebasan pres, karena dari kasus tindakan anti terhadap pers, akibatnya kebebasan pers di Indonesia lebih buruk.

"UU pers sebenarnya UU yang sangat liberal, yang tidak memiliki aturan pemerintah, namun masih saja kebebasan pers jadi terabaikan. Kenyataannya pada masa kini ada media yang berada pada pengawasan penerintah dan bukan pada kebalikannya," ujarnya.

Sementara itu, Nurdin Khalid, selaku narasumber dari akademisi juga pakar komunikasi, menerangkan jika dalam segi UU pers di Indonesia, merupakan sebuah UU yang sangat baik. Namun kenyataannya dunia pers yang ada saat ini bertolak belakangan sehingga terjadi kesenjangan dari dunia lain tentang kebebasan.

Sementara itu, Hasan Basri selaku nara sumber dari sisi komunikasi yang juga menjadi pembicara dalam diskusi  berbicara lebih kepada perkembangan media pada abad ini. Menurut Hasan dari perkembangan media cetak juga berpengaruh kepada budaya informasi.

"Kehadiran Online, merupakan budaya baru, dari media cetak ke online, sesui dengan teknologi yang makin berkembang saat ini," sebutnya.

Khusus di Riau, merupakan jadi tuntutan dalam dunia media untuk ikut membangun dunia online, jika masih berkecimpung di dunia jurnalistik sehingga media online makin bertumbuh pesat meskipun hanya beberpa yang serius.

"Di negara luar, media cetak sudah mulai ditinggalkan dan beralih ke online. Maka dari itu kecendrungan kedalaman sebuah berita memang di media cetak, namun soal pemberitaan sudah mulai masyarakat berbudaya ke online," imbuhnya.(rp/hr)
Ikuti Terus Riaupower

BERITA TERKAIT

BERITA TERPOPULER