Kanal

Pengamat: Dampak Virus Corona Mampu Lumpuhkan Ekonomi Riau

RADARPEKANBARU.COM - Jika berlarut-larut tanpa adanya penyelesaian, wabah virus corona atau covid-19 di Indonesia, mampu mengoyang ekonomi Provinsi Riau. Pasalnya, dengan adanya larangan berada di keramaian, seperti mal atau pasar, akan membuat masyarakat takut berada di luar rumah.

Pengamat Ekonomi Riau sekaligus Dosen Universitas Riau, Edyanus Herman Halim kepada GoRiau.com mengatakan, covid-19 yang telah merebak kemana-mana membuat perekonomian makin terganggu.

"Banyak negara melakukan lockdown sehingga perdagangan barang dan jasa jadi terganggu. Sekarang Pemerintah Indonesia telah mengumumkan ini sebagai bencana nasional. Sekolah sampai perguruan tinggi diliburkan," kata Edyanus, Senin (16/3/2020).

Ekonomi masyarakat Riau, dikatakan Edyanus, berkait dengan wabah virus corona tersebut tentunya roda perekonomian jadi terhenti dan mata rantainya akan stagnan. Contohnya, barang dari luar akan sulit masuk. Orang takut ke pasar, dampaknya barang pedagang akan kekurangan pembeli.

"Saat ini yang paling merasakan para pedagang disemua sekolah akan kehiangan pembeli. Karena sekolah sudah diliburkan sampai 30 Maret. Para pemasok barang dagangan juga akan kehilangan pasar," ujar Edyanus.

Menurut Edyanus, covid-19 memiliki dampak yang luas. Secara ekonomi dampaknya juga menjalar lebih cepat dari penularan virus itu sendiri. Sayangnya pemerintah tidak punya contingency plan untuk itu.

"Saya tidak dapat membayangkan nanti, kalau dampak virus ini menyebabkan beras, gula, tepung, garam, minyak, cabe, bawang, dan segala kebutuhan lainnya jadi langka. Saat ini baru masker, hand sanitizer, alkohol 98 persen sudah hilang disemua apotek dan toko obat," ungkap Edyanus.

Kepanikannya sudah mulai muncul, sambung Edyanus, oleh karena itu pemerintah harus mengajak masyarakat untuk berkerja bersama-sama mengatasi bencana ini. Bukan hanya sekedar melarang ke sekolah, masjid, mall, dan pusat keramaian lainnya.

"Kalau pemerintah tidak siap, masyarakat bisa mengamuk dan jangan sampai nanti terjadi penjarahan dimana-mana," jelas Edyanus. Dari pengamatan Edyanus, ada lima poin yang perlu diperhatikan dan dijaga oleh Pemerintah Provinsi Riau untuk menjaga kestabilan ekonomi di Bumi Lancang Kuning:

1. Ketersediaan bahan kebutuhan pokok dengan harga yang wajar.

2. Ketersediaan pelayanan kesehatan yang memadai dan terjangkau.

3. Ketersediaan tenaga pendamping dan pekerja sosial guna membangun kebersamaan dan sinergi menanggulangi bencana non alam ini. Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Farmasi dapat diberdayakan untuk menjadi relawan pendamping masyarakat. Paling tidak untuk membimbing masyarakat membuat hand sanitizer dengan bahan-bahan alami dan sederhana.

4. Penyediaan dana yang memadai oleh pemerintah. Ada peluang bagi pemerintah untuk melakukan perubahan APBD jika dana darurat bencana yang ada tidak memadai. Jangan sampai lengah lagi karena bencana ini bukan sederhana. Perlu ada kebijakan yang holistik dan terencana dengan baik dalam menghadapinya.

5. Mengerahkan semua kekuatan birokrasi dan aparat negara untuk melakukan kerja-kerja produktif yang mampu mengurangi beban rakyat, baik dalam menanggulangi dampak bencana maupun memenuhi kebutuhan pokok.

Lanjut Edyanus, pola ABRI masuk desa mungkin dapat ditiru. Bila digabung dengan KKN mahasiswa dan komponen lainnya sehingga dampak positifnya akan muncul.

"Semua orang bisa kalau hanya memerintahkan libur sekolah dan melakukan lock down. Namun tindakan strategis dan taktis setelah itu harus dilakukan untuk mengurangi dampak-dampaknya dan menciptakan situasi yang kondusif agar masyarakat punya kepercayaan diri untuk tenang dan kembali produktif," tutup Edyanus menjelaskan.(grc)

Ikuti Terus Riaupower

BERITA TERKAIT

BERITA TERPOPULER