PILIHAN +INDEKS
Plt Bupati Asmar Terima Penghargaan Cakaplah Awards 2024
Dibaca : 2559 Kali
Bengkalis Dinobatkan Daerah Informatif, Industri Pers Dipandang Sebelah Mata
Dibaca : 2720 Kali
Polsek Rangsang Ungkap Sindikat 3 Pengedar Narkoba Dalam Satu Hari
Dibaca : 2535 Kali
OpsTertib Ramdhan LK 2024 Sinergitas Subuh Keliling TNI POLRI
Dibaca : 2391 Kali
Disinyalir , MERS-CoV Ditularkan Lewat Jabat Tangan!
JAKARTA, RADARPEKANBARU.COM - Total sudah ada 3 kasus infeksi MERS-CoV (Middle East Respiratory Syndrome Corona Virus) di Amerika Serikat. Kasus terakhir cukup mengejutkan, sebab membuka kemungkinan bahwa virus tersebut ditularkan juga melalui jabat tangan.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan, Prof Dr Tjandra Yoga Aditama mengatakan kasus ke-3 di AS berbeda dengan 2 kasus sebelumnya. Pasien tersebut tidak punya riwayat bepergian ke Timur Tengah, namun pernah bertemu dengan pasien pertama dalam sebuah bussiness meeting.
"Dia (pasien kasus ke-3) hanya pernah bertemu dan melakukan 2 kali bussiness meeting dengan pasien kasus pertama (dengan riwayat datang dari Riyadh). Tentu dalam bussiness meeting itu mereka berdua bersalaman," kata Prof Tjandra melalui email yang dikirimkan kepada wartawan, Selasa (27/5/2014).
Belakangan, pada 17 Mei 2014 dilaporkan adanya penemuan antibodi MERS-CoV pada pasien kasus ke-3. Artinya, pasien tersebut tertular, dan yang paling memungkinkan adalah akibat jabat tangan dengan pasien kasus pertama. Pasien ini sembuh dengan sendirinya, sehingga hanya antibodi saja yang ditemukan dan bukan virus aktifnya.
Untungnya, menurut Prof Tjandra yang juga anggota emergency committee WHO untuk MERS-CoV, penularan antar manusia itu tidak berlanjut. Dari pasien pada kasus ke-3, tidak dilaporkan adanya penularan pada pasien berikutnya. Artinya, masih belum terjadi sustained human to human transmission atau penularan antarmanusia yang berkelanjutan.
Kasus pertama MERS-CoV di Amerika Serikat dilaporkan pada 2 Mei 2014, pada seorang warga yang baru datang dari Riyadh, Arab Saudi. Kasus berikutnya juga dialami pasien dengan riwayat baru datang dari Timur Tengah, yakni dari Jeddah. Keduanya saat ini sudah sembuh dengan baik.(adr/dtc)
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan, Prof Dr Tjandra Yoga Aditama mengatakan kasus ke-3 di AS berbeda dengan 2 kasus sebelumnya. Pasien tersebut tidak punya riwayat bepergian ke Timur Tengah, namun pernah bertemu dengan pasien pertama dalam sebuah bussiness meeting.
"Dia (pasien kasus ke-3) hanya pernah bertemu dan melakukan 2 kali bussiness meeting dengan pasien kasus pertama (dengan riwayat datang dari Riyadh). Tentu dalam bussiness meeting itu mereka berdua bersalaman," kata Prof Tjandra melalui email yang dikirimkan kepada wartawan, Selasa (27/5/2014).
Belakangan, pada 17 Mei 2014 dilaporkan adanya penemuan antibodi MERS-CoV pada pasien kasus ke-3. Artinya, pasien tersebut tertular, dan yang paling memungkinkan adalah akibat jabat tangan dengan pasien kasus pertama. Pasien ini sembuh dengan sendirinya, sehingga hanya antibodi saja yang ditemukan dan bukan virus aktifnya.
Untungnya, menurut Prof Tjandra yang juga anggota emergency committee WHO untuk MERS-CoV, penularan antar manusia itu tidak berlanjut. Dari pasien pada kasus ke-3, tidak dilaporkan adanya penularan pada pasien berikutnya. Artinya, masih belum terjadi sustained human to human transmission atau penularan antarmanusia yang berkelanjutan.
Kasus pertama MERS-CoV di Amerika Serikat dilaporkan pada 2 Mei 2014, pada seorang warga yang baru datang dari Riyadh, Arab Saudi. Kasus berikutnya juga dialami pasien dengan riwayat baru datang dari Timur Tengah, yakni dari Jeddah. Keduanya saat ini sudah sembuh dengan baik.(adr/dtc)
BERITA LAINNYA +INDEKS
Tingkatkan Komitmen, PHR Selenggarakan Hari Keselamatan untuk Operasi yang Andal
DURI, 11 Desember 2023 — PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) menerapkan Stop Work Authority (SWA) seb.
Cara Membuat Kartu Kredit BRI Online
Berkembangnya teknologi di masa sekarang ini menuntut perubahan layanan perbanka.
TULIS KOMENTAR +INDEKS