PILIHAN +INDEKS
Plt Bupati Asmar Terima Penghargaan Cakaplah Awards 2024
Dibaca : 2540 Kali
Bengkalis Dinobatkan Daerah Informatif, Industri Pers Dipandang Sebelah Mata
Dibaca : 2700 Kali
Polsek Rangsang Ungkap Sindikat 3 Pengedar Narkoba Dalam Satu Hari
Dibaca : 2513 Kali
OpsTertib Ramdhan LK 2024 Sinergitas Subuh Keliling TNI POLRI
Dibaca : 2370 Kali
Di Balik Jual Beli lahan dan Praktik Illegal Logging di Riau
Insan Pers Riau Minta Presiden SBY Turunkan Timsus Lidik
Letkol Manoppo dan jajarannya dari Korem 031/Wira Bima nampak berada di antara jutaan keping gayu gergaian ilegal di kanal di kawasan inti hutan Cagar Biosfer Giam Siak Kecil Kabupaten Siak dan Bengkalis, Rabu (19/3/2014).
PEKANBARU, RADARPEKANBARU.COM - Sejumlah wartawan yang melancarkan aksi demo dan protes terhadap Gubernur Riau H Annas Maamun dan Danrem 031/Wira Bima Brigjen TNI Prihadi Agus Irianto mendesak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk segera menurunkan tim khusus (timsus) ke Provinsi Riau untuk menyelidiki dan menyidik sejumlah oknum aparat yang terlibat di balik kasus pembukaan lahan, pembalakan liar, dan melindungi cukong lahan dan cukong kayu ilegal di Riau.
Jutaan keping kayu gergajian rimba campuran ilegal hasil pembalakan liar para pembalak liar di Cagar Biosfer Giam Siak Kecil Kabupaten Siak dan Bengkalis, Riau sampai hari ini Kamis (20/3) masih menumpuk di dalam kawasan inti hutan cagar biosfer tersebut.
Jika tidak segera diamankan dan diangkut oleh aparat berwajib, dikhawatirkan barang bukti (BB) tangkapan itu akan dilarikan perlahan-lahan oleh para mafia hutan dan cukong yang memodalinya.
Sampai saat ini aparat berwajib di Riau masih menutup-tutupi siapa cukong kayu, cukong lahan yang memodali warga membuka hutan, membakar hutan dan mencuri kayu di kawasan terlarang ini. Tidak saja di cagar biosfer. Di kawasan hutan konservasi lainnya seperti di Taman Nasional Tesso Nilo dan Suaka Marga Satwa Kerumutan Kabupaten Pelalawan, Suaka Marga Satwa Balai Raja Duri Bengkalis, Taman Nasional Bukit Tiga Puluh di Kabupaten Indragiri Hulu hutannya dan kayunya juga dibabat secara liar. Aparat juga tumpul mengungkap siapa cukong yang menampung kayu ilegal ini.
Sejumlah wartawan mencurigai sejumlah oknum aparat ikut bermain dan diduga menerima upeti baik dari kayu maupun kencing CPO. Indikasinya praktik illegal logging ini sudah berlangsung bertahun-tahun padahal di daerah ada pos-pos penjagaan aparat berwajib. Tapi hutan hancur juga.
Menurut Koordinator Solidaritas Wartawan untuk Transparansi (Sowat) Riau Syahnan Rangkuti, pihaknya prihatin setiap tahun di Riau selalu saja terjadi peristiwa pembakaran hutan dan lahan yang menimbulkan bencana kabut asap. Hal ini bukan karena bencana alam, tapi karena ulah dan disengaja membakarnya oleh manusia. Dan jika sudah terjadi kebakaran, aparat lambat mencegahnya.
Praktik ini sepertinya terorganisir dengan baik dari dulu sampai sekarang. "Ini ada sesuatu yang terorganisir dengan baik, aparat desa terlibat mengeluarkan surat keterangan tanah," kata Syahnan.(rp)
Jutaan keping kayu gergajian rimba campuran ilegal hasil pembalakan liar para pembalak liar di Cagar Biosfer Giam Siak Kecil Kabupaten Siak dan Bengkalis, Riau sampai hari ini Kamis (20/3) masih menumpuk di dalam kawasan inti hutan cagar biosfer tersebut.
Jika tidak segera diamankan dan diangkut oleh aparat berwajib, dikhawatirkan barang bukti (BB) tangkapan itu akan dilarikan perlahan-lahan oleh para mafia hutan dan cukong yang memodalinya.
Sampai saat ini aparat berwajib di Riau masih menutup-tutupi siapa cukong kayu, cukong lahan yang memodali warga membuka hutan, membakar hutan dan mencuri kayu di kawasan terlarang ini. Tidak saja di cagar biosfer. Di kawasan hutan konservasi lainnya seperti di Taman Nasional Tesso Nilo dan Suaka Marga Satwa Kerumutan Kabupaten Pelalawan, Suaka Marga Satwa Balai Raja Duri Bengkalis, Taman Nasional Bukit Tiga Puluh di Kabupaten Indragiri Hulu hutannya dan kayunya juga dibabat secara liar. Aparat juga tumpul mengungkap siapa cukong yang menampung kayu ilegal ini.
Sejumlah wartawan mencurigai sejumlah oknum aparat ikut bermain dan diduga menerima upeti baik dari kayu maupun kencing CPO. Indikasinya praktik illegal logging ini sudah berlangsung bertahun-tahun padahal di daerah ada pos-pos penjagaan aparat berwajib. Tapi hutan hancur juga.
Menurut Koordinator Solidaritas Wartawan untuk Transparansi (Sowat) Riau Syahnan Rangkuti, pihaknya prihatin setiap tahun di Riau selalu saja terjadi peristiwa pembakaran hutan dan lahan yang menimbulkan bencana kabut asap. Hal ini bukan karena bencana alam, tapi karena ulah dan disengaja membakarnya oleh manusia. Dan jika sudah terjadi kebakaran, aparat lambat mencegahnya.
Praktik ini sepertinya terorganisir dengan baik dari dulu sampai sekarang. "Ini ada sesuatu yang terorganisir dengan baik, aparat desa terlibat mengeluarkan surat keterangan tanah," kata Syahnan.(rp)
BERITA LAINNYA +INDEKS
94 Persil Lahan Dibebaskan, Flyover Simpang Garuda Sakti-Soebrantas Segera Dibangun
RADARPEKANBARU.COM - Pemprov Riau terus menggesa pembangunan Flyover di simpang Garuda Sakti-Soebran.
Disnakertrans Riau Kirim Tim Pengawas Selidiki Perusahaan Belum Bayar THR
RADARPEKANBAARU.COM - Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Riau mengirim tim pengawas.
Libur Lebaran, 416.007 Kendaraan Lewati Tiga Jalan Tol di Riau
RADARPEKANBARU.COM - Sebanyak 416.007 unit kendaraan melintasi tiga ruas jalan tol di Provinsi Riau .
Dalam 6 Jam Pembunuh Istri di Pelalawan Berhasil Dingkus Polisi
RADARPEKANBARU.COM - Polres Pelalawan ringkus HYL tersangka pembunuhan secara sadis dengan melakukan.
KPU Tetapkan Syarat Minimal Dukungan untuk Calon Independen Pilkada Rohul
RADARPEKANBARU.COM - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Rokan Hulu tengah mempersiapkan tahapan P.
33 Laporan Perusahaan Tak Bayar THR Karyawan, Disnaker Riau Turunkan Tim Pengawas
RADARPEKANBARU.COM - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau melalui Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi .
TULIS KOMENTAR +INDEKS