PILIHAN +INDEKS
Plt Bupati Asmar Terima Penghargaan Cakaplah Awards 2024
Dibaca : 2555 Kali
Bengkalis Dinobatkan Daerah Informatif, Industri Pers Dipandang Sebelah Mata
Dibaca : 2718 Kali
Polsek Rangsang Ungkap Sindikat 3 Pengedar Narkoba Dalam Satu Hari
Dibaca : 2533 Kali
OpsTertib Ramdhan LK 2024 Sinergitas Subuh Keliling TNI POLRI
Dibaca : 2389 Kali
KOHATI Badko HMI Riau-Kepri Taja Diskusi
Foto Bersama - Ketua Kohati Badko HMI Riau-Kepri berfoto bersama pemateri diskusi Ali M. Hasan Palawa, MA dan peserta diskusi. Sabtu, (22/2).
PEKANBARU, RADARPEKANBARU.COM - Diskusi mengenai peran perempuan dalam sudut pandang Islam memang menarik dan banyak perdebatan. Apalagi tentang kepemimpinan perempuan. Sejarah panjang Islam dan Indonesia juga menceritakan tentang tokoh-tokoh perempuan dalam hal kepemimpinan publik. Korps HMI-Wati, Badan Koordinasi Himpunan Mahasiswa Islam Riau-Kepri mengadakan diskusi yang bertema "Feminisme Dalam Islam", Sabtu, (22/2). Diskusi ini bertujuan untuk mendiskusikan isu-isu keperempuan. Feminisme, adalah sebuah gerakan perempuan yang menuntut emansipasi atau kesamaan dan keadilan hak dengan pria. Feminisme berasal dari bahasa Latin, femina atau perempuan. Istilah ini mulai digunakan pada tahun 1890-an, mengacu pada teori kesetaraan laki-laki dan perempuan serta pergerakan untuk memperoleh hak-hak perempuan.
Hadir sebagai pemateri diskusi, Ali M. Hasan Palawa, MA yang juga dosen Fakultas Tarbiyah UIN Suska Riau Pekanbaru menyampaikan sekaligus mengajak peserta diskusi untuk selalu mengkaji tafsir dalam Al-Qur'an dan Hadist tentang peranan dan hak-hak perempuan di dalam islam. "Berbicara Feminis dalam Islam perlu dipahami bahwa selama ini mahasiswa masih kental dan menganut faham hadits tentang perempuan yang masih membatasi gerak perempuan. Hal itu boleh-boleh saja, namun sebagai kader HMI harus lebih mengkaji tafsir dari Al-qur'an dan tafsir dari hadits tersebut" ungkap Ali M. Hasan Palawa.
Setalah diskusi, Ketua Umum Korps HMI-Wati Badko HMI Riau-Kepri Nuryanti S.EI. menyampaikan kepada peserta diskusi agar diskusi tentang isu-isu keperempuanan juga dapat diikuti oleh kader HMI-Wan. Nuryanti menambahkan, adapun target dari diskusi yang mereka selenggarakan adalah untuk melahirkan pemikiran-pemikiran baru, baik dalam bentuk tulisan, maupun dalam bentuk sharing informasi agar kader HMI tidak hanya terlibat dalam isu-isu politik. "Diskusi tentang Isu-Isu keperempuanan ini tidak mesti juga hanya kader Kohati yang menjadi audien, namun kader HMI-Wan mesti juga paham akan hakikat perempuan itu sendiri. Target dari diskusi ini adalah melahirkan pemikiran-pemikiran dan pandangan baru dari audien untuk dapat direalisasikan di wacana media, dalam bentuk tulisan maupun dalam bentuk sharing informasi, karena sekarang ini mahasiswa islam masih sangat minim dalam kajian keislaman, disibukkan dengan berbagai isu politik, silahkan, tapi mesti punya fondasi pemahaman nilai keislaman sebagai kader HMI" ujar ketua Umum Kohati Badko HMI Riau-Kepri Nuryanti S.EI.(rls)
Hadir sebagai pemateri diskusi, Ali M. Hasan Palawa, MA yang juga dosen Fakultas Tarbiyah UIN Suska Riau Pekanbaru menyampaikan sekaligus mengajak peserta diskusi untuk selalu mengkaji tafsir dalam Al-Qur'an dan Hadist tentang peranan dan hak-hak perempuan di dalam islam. "Berbicara Feminis dalam Islam perlu dipahami bahwa selama ini mahasiswa masih kental dan menganut faham hadits tentang perempuan yang masih membatasi gerak perempuan. Hal itu boleh-boleh saja, namun sebagai kader HMI harus lebih mengkaji tafsir dari Al-qur'an dan tafsir dari hadits tersebut" ungkap Ali M. Hasan Palawa.
Setalah diskusi, Ketua Umum Korps HMI-Wati Badko HMI Riau-Kepri Nuryanti S.EI. menyampaikan kepada peserta diskusi agar diskusi tentang isu-isu keperempuanan juga dapat diikuti oleh kader HMI-Wan. Nuryanti menambahkan, adapun target dari diskusi yang mereka selenggarakan adalah untuk melahirkan pemikiran-pemikiran baru, baik dalam bentuk tulisan, maupun dalam bentuk sharing informasi agar kader HMI tidak hanya terlibat dalam isu-isu politik. "Diskusi tentang Isu-Isu keperempuanan ini tidak mesti juga hanya kader Kohati yang menjadi audien, namun kader HMI-Wan mesti juga paham akan hakikat perempuan itu sendiri. Target dari diskusi ini adalah melahirkan pemikiran-pemikiran dan pandangan baru dari audien untuk dapat direalisasikan di wacana media, dalam bentuk tulisan maupun dalam bentuk sharing informasi, karena sekarang ini mahasiswa islam masih sangat minim dalam kajian keislaman, disibukkan dengan berbagai isu politik, silahkan, tapi mesti punya fondasi pemahaman nilai keislaman sebagai kader HMI" ujar ketua Umum Kohati Badko HMI Riau-Kepri Nuryanti S.EI.(rls)
BERITA LAINNYA +INDEKS
Outing Class, Siswa SD IT Al-Hikmah Siak Hulu Kabupaten Kampar Belajar ke Pustaka Wilayah Riau
SISWA SD IT Al-Hikmah Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar lakukan belajar di lu.
Bupati Pelalawan H. Zukri Misran Bohongi Mahasiswa Pelalawan
RADARPEKANBARU - Persoalan bantuan pendidikan yang dianggarkan oleh pemeri.
Outing Class, TK Mawaddah Siak Hulu Ajak Siswa Belajar Sambil Bermain ke Kebun Binatang
KAMPAR - Taman Kanak-kanak (TK) Mawaddah Desa Baru, Kecamatan Siak Hulu, Ka.
Pengacara Said Sarifudin Dipercaya Dalam LKBH PGRI Siak
SIAK - Pengacara Said Sarifudin, SH MH dan Partners resmi dipercaya dalam L.
Wakil Bupati Siak Husni Merza Buka Konferensi Kerja II PGRI Siak
SIAK - Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Siak menggelar Ko.
Mahasiswa Kukerta UNRI 2022 Desa Pulau Ingu Adakan Acara Penyuluhan Stunting dan Pemanfaatan TOGA
Kuansing --Senin, 25 Juli 2022 mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (Kukerta) Universita.
TULIS KOMENTAR +INDEKS