Plt Bupati Asmar Terima Penghargaan Cakaplah Awards 2024
Bengkalis Dinobatkan Daerah Informatif, Industri Pers Dipandang Sebelah Mata
Polsek Rangsang Ungkap Sindikat 3 Pengedar Narkoba Dalam Satu Hari
OpsTertib Ramdhan LK 2024 Sinergitas Subuh Keliling TNI POLRI
GP Ansor Nilai Festival Zhong Qiu Pekanbaru Konteksnya Kebinekaan
RADARPEKANBARU.COM - Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau memprotes Festival Kue Bulan di Pekanbaru yang dinilai bukan budaya lokal. GP Ansor Riau justru menilai acara ini sebagai wujud kebinekaan bangsa Indonesia.
Masyarakat Tionghoa Pekanbaru pekan lalu mengadakan acara Zhong Qiu atau Festival Kue Bulan. Acara tradisi budaya ini pun dihadiri Gerakan Pemuda (GP) Ansor Wilayah Riau. Sayangnya, acara itu menuai protes dari Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau karena dianggap bukan budaya lokal.
"Kami dari GP Ansor memang hadir di acara itu untuk menghadiri undangan resmi dalam pergelaran budaya Tionghoa di Pekanbaru," kata Ketua GP Ansor Wilayah Riau Purwaji, Kamis (12/10/2017).
Menurut Purwaji, acara kue bulan yang digelar warga Tionghoa hanyalah sebuah tradisi yang tidak terkait dengan agama. Jadi hal itu harus dimanfaatkan sesama anak bangsa untuk saling membaur.
"Kita mendorong selama ini kebinekaan. Justru di forum-forum seperti itulah kita bisa hadir untuk menjalin hubungan keharmonisan sesama anak bangsa. Tidak perduli apa agamanya, karena itu adalah kegiatan kebudayaan," kata Purwaji.
Masih menurut Purwaji, pihaknya mendapat undangan resmi dari panitia Festival Kue Bulan. Tidak hanya kepada GP Ansor, undangan juga disampaikan kepada tokoh masyarakat dan tokoh adat lainnya yang ada di Riau.
"Kegiatan kebudayaan itu justru kita bisa menanamkan rasa cinta Tanah Air Indonesia. Misalnya saja, Festival Kue Bulan diawali dengan lagu 'Indonesia Raya'. Ini kan menarik, dulunya tidak pernah ada (lagu 'Indonesia Raya'), sekarang dipoles dengan 'Indonesia Raya'," kata Purwaji.
Dalam Festival Kue Bulan itu, kata Purwaji, pihaknya melihat ada kreasi tari daerah bagian Indonesia timur, yakni tarian Sajojo.
"Kita sama anak Indonesia memberikan dukungan positif untuk berkembangnya tradisi masyarakat budaya lokal masing-masing. Ini tentunya dalam konteks kebinekaan. Saya pikir tidak ada yang salah dalam acara tersebut," kata Purwaji.
Terkait surat LAM Riau yang memprotes kegiatan tersebut, menurut Purwaji, perbedaan pandangan adalah hal yang biasa.
"Kita apresiasilah LAM Riau. Mungkin LAM punya pandangan tersendiri ya, walaupun dalam beberapa hal pendapatnya masih perlu kita diskusikan," kata Purwaji.
Menurut Purwaji, soal visi Riau 2020 menjadikan Riau sebagai pusat pertumbuhan ekonomi dan budaya Melayu, semestinya hal itu juga mengakomodasi tradisi dan kebudayaan masyarakat yang berkembang di Provinsi Riau.
"Untuk kegiatan yang mendorong kegiatan kebudayaan Melayu kan sudah sangat banyak. Sehingga kebudayaan lain, baik dari Batak, Tionghoa, Minang yang bertumbuh kembang di Riau juga tidak ada salahnya mendapat perhatian, walau porsinya tentu tetap lebih besar kebudayaan Melayu-nya," kata Purwaji.
"Ini kan ruang budaya yang menciptakan kerharmonisan. Kebudayaan ini kan nilai-nilainya yang luhur, filosofinya tinggi semua," tutur Purwaji. (detik)
Rangkaian HUT ke-7 Tahun, SMSI Riau Gelar Workshop 'Publisher Rights' Bersama Ketua Dewan Pers
PEKANBARU - Rangkaian Hari Ulang Tahun (HUT) ke-7 Serikat Media Siber Indon.
27 Wartawan Riau ikuti UKW Gratis PWI Pusat
Pekanbaru - Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat menyelenggarakan Uji Kompet.
Dua Nama Kader Golkar Berebut Tiket Pilwako Pekanbaru 2024
PEKANBARU- Meski ada sejumlah nama kader Golkar direkomendasikan oleh DPP akan m.
Klarifikasi PWI terkait bantuan Rp6 miliar yang disepakati lewat forum humas BUMN
DEWAN KEHORMATAN PWI PUSAT : BANTUAN BUMN UNTUK KEGIATAN UKW HARUS DITERIMA UTUH.
Polsek Tambang Buka Pelayanan Penitipan Kendaraan Saat Mudik.
TAMBANG- Polsek Tambang membuka pelayanan penitipan kendaraan saat mudik lebaran.