PILIHAN +INDEKS
Plt Bupati Asmar Terima Penghargaan Cakaplah Awards 2024
Dibaca : 2454 Kali
Bengkalis Dinobatkan Daerah Informatif, Industri Pers Dipandang Sebelah Mata
Dibaca : 2623 Kali
Polsek Rangsang Ungkap Sindikat 3 Pengedar Narkoba Dalam Satu Hari
Dibaca : 2425 Kali
OpsTertib Ramdhan LK 2024 Sinergitas Subuh Keliling TNI POLRI
Dibaca : 2297 Kali
Udara Pekanbaru Kurang Membaik
Papan ISPU
Pekanbaru, (radarpekanbaru.com) - Sempat membaik, kualitas udara di wilayah Kota Pekanbaru kembali terpantau memburuk.
Udara Pekanbaru dan sekitarnya masuk kategori tidak sehat dengan status Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) berada di ring 113 pada Ahad (16/2).
Kualitas udara tersebut terpantau dari tiga stasiun milik Labor udara Badan Lingkungan Hidup (BLH) Pekanbaru. Ketiga stasiun pemantau tersebut berada di wilayah Tampan, Sukajadi dan Kulim.
"ISPU hari ini, Ahad (16/2) di ring 113, kategori tidak sehat, parameter kritis PM 10," ungkap Kepala Labor udara BLH Pekanbaru Syarial pada wartawan, kemarin.
Kualiatas udara masuk kategori tidak sehat tersebut sudah sangat membahayakan bagi kesehatan. Pihak labor tersebut telah berkoordinasi dengan instansi terkait seperti Diskes dan Disdik untuk dijadikan pegangan mereka.
"Kami terus berkoordinasi dengan dua instansi tersebut," tambahnya.
Beberapa hari lalu kualitas udara sempat membaik. Dengan ditandai ISPU di bawah ring 100. Syarial mengaku tidak tahu penyebab kualitas udara di wilayah Pekanbaru masuk kategori tidak sehat. Syarial memastikan buruknya kondisi udara beberapa pekan terakhir karena terpapar partikel debu. Diduga partikel debu berasal dari asap kebakaran hutan dan lahan (Kahutla).
"Kualitas udara dapat berubah dalam jangka waktu jam. Setiap jam bisa berubah, itu tergantung dengan arah angin," katanya lagi.
Seperti diketahui beberapa pekan terakhir asap karhutla di kabupaten tetangga melanda hingga wilayah Kota Pekanbaru.
Untuk itu labor BLH intens memantau kualitas udara di wilayah Pekanbaru. Hasil ISPU atau kualitas udara selalu diinformasi terhadap pihak terkait yakni dinas kesehatan dan dinas pendidikan.(rp)
Udara Pekanbaru dan sekitarnya masuk kategori tidak sehat dengan status Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) berada di ring 113 pada Ahad (16/2).
Kualitas udara tersebut terpantau dari tiga stasiun milik Labor udara Badan Lingkungan Hidup (BLH) Pekanbaru. Ketiga stasiun pemantau tersebut berada di wilayah Tampan, Sukajadi dan Kulim.
"ISPU hari ini, Ahad (16/2) di ring 113, kategori tidak sehat, parameter kritis PM 10," ungkap Kepala Labor udara BLH Pekanbaru Syarial pada wartawan, kemarin.
Kualiatas udara masuk kategori tidak sehat tersebut sudah sangat membahayakan bagi kesehatan. Pihak labor tersebut telah berkoordinasi dengan instansi terkait seperti Diskes dan Disdik untuk dijadikan pegangan mereka.
"Kami terus berkoordinasi dengan dua instansi tersebut," tambahnya.
Beberapa hari lalu kualitas udara sempat membaik. Dengan ditandai ISPU di bawah ring 100. Syarial mengaku tidak tahu penyebab kualitas udara di wilayah Pekanbaru masuk kategori tidak sehat. Syarial memastikan buruknya kondisi udara beberapa pekan terakhir karena terpapar partikel debu. Diduga partikel debu berasal dari asap kebakaran hutan dan lahan (Kahutla).
"Kualitas udara dapat berubah dalam jangka waktu jam. Setiap jam bisa berubah, itu tergantung dengan arah angin," katanya lagi.
Seperti diketahui beberapa pekan terakhir asap karhutla di kabupaten tetangga melanda hingga wilayah Kota Pekanbaru.
Untuk itu labor BLH intens memantau kualitas udara di wilayah Pekanbaru. Hasil ISPU atau kualitas udara selalu diinformasi terhadap pihak terkait yakni dinas kesehatan dan dinas pendidikan.(rp)
BERITA LAINNYA +INDEKS
Taiwan: TikTok Berpotensi Jadi Ancaman Keamanan Nasional
RADARPEKANBARU.COM - Platform media sosial Ti.
AS Abstain, Dewan Keamanan PBB Serukan Gencatan Senjata di Jalur Gaza
RADARPEKANBARU.COM - Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa menuntut gencatan senjata segera anta.
Kapal Tanker Korea Selatan Terbalik di Laut Jepang
RADARPEKANBARU.COM - Sebuah kapal tanker kimia milik Korea Selatan terbalik di perairan Barat Daya J.
TULIS KOMENTAR +INDEKS