PILIHAN +INDEKS
Plt Bupati Asmar Terima Penghargaan Cakaplah Awards 2024
Dibaca : 2554 Kali
Bengkalis Dinobatkan Daerah Informatif, Industri Pers Dipandang Sebelah Mata
Dibaca : 2717 Kali
Polsek Rangsang Ungkap Sindikat 3 Pengedar Narkoba Dalam Satu Hari
Dibaca : 2532 Kali
OpsTertib Ramdhan LK 2024 Sinergitas Subuh Keliling TNI POLRI
Dibaca : 2388 Kali
Potret Puskesmas Indonesia Saat Ini, Masih Ada yang Belum Punya Stetoskop
Ilustrasi
Jakarta, (radarpekanbaru.com)-Pusat Kesehatan Masyarakat (puskesmas) selama ini dianggap tak hanya berfungsi sebagai tempat pelayanan pengobatan, tetapi juga sebagai pusat pencegahan penyakit, khususnya di daerah terpencil. Oleh sebab itu, sudah sewajarnya puskesmas dilengkapi dengan fasilitas yang memadai.
dr Fikri Suadu, Direktur Eksekutif Indonesian Hospital and Clinic Watch (INHOTCH), dalam diskusi reguler yang diselenggarakan di Bakoel Koffie Cikini, Jakarta, Senin (30/12/2013), mengungkapkan beberapa data Riset Fasilitas Kesehatan (Rifaskes) tahun 2011 terkait keberadaan fasilitas di puskesmas.
"Dari total 9.005 puskesmas seluruh Indonesia, 12,7 persen tak punya stetoskop; 13,6 tak punya tensimeter; 6,1 persen tak punya timbangan dewasa; dan bahkan 55 persen tak punya alat imunisasi lengkap," tutur dr Fikri.
Ia sangat menyayangkan kurangnya perhatian pemerintah terhadap pemenuhan kebutuhan infrastruktur di tingkat pelayanan kesehatan. Hal ini pulalah yang kemudian membuat INHOTCH ragu akan keberhasilan BPJS Kesehatan, yang rencananya akan dimulai pada 1 Januari 2014 mendatang.
"17,7 Persen Puskesmas juga belum ada listrik 24 jam. Kalau begini adanya jadi bagaimana BPJS pelayanannya bisa prima? Ini bahaya," terang dr Fikri.
Infrastruktur fasilitas kesehatan, termasuk fasilitas yang ada di puskesmas, menurut dr Fikri menggambarkan masih buruknya kondisi kesehatan di Indonesia. Diharapkan pada periode kepemimpinan selanjutnya, kesehatan bisa lebih diprioritaskan.
"Soalnya ya kan kalau berkaca pada Pembukaan UUD 1945 yang menyebutkan 'mencerdaskan kehidupan bangsa', mustahil bisa terwujud kalau masyarakatnya sakit-sakitan dan pelayanan kesehatannya belum prima," terang dr Fikri.(dtc)
Editor : Ahmad Adryan
dr Fikri Suadu, Direktur Eksekutif Indonesian Hospital and Clinic Watch (INHOTCH), dalam diskusi reguler yang diselenggarakan di Bakoel Koffie Cikini, Jakarta, Senin (30/12/2013), mengungkapkan beberapa data Riset Fasilitas Kesehatan (Rifaskes) tahun 2011 terkait keberadaan fasilitas di puskesmas.
"Dari total 9.005 puskesmas seluruh Indonesia, 12,7 persen tak punya stetoskop; 13,6 tak punya tensimeter; 6,1 persen tak punya timbangan dewasa; dan bahkan 55 persen tak punya alat imunisasi lengkap," tutur dr Fikri.
Ia sangat menyayangkan kurangnya perhatian pemerintah terhadap pemenuhan kebutuhan infrastruktur di tingkat pelayanan kesehatan. Hal ini pulalah yang kemudian membuat INHOTCH ragu akan keberhasilan BPJS Kesehatan, yang rencananya akan dimulai pada 1 Januari 2014 mendatang.
"17,7 Persen Puskesmas juga belum ada listrik 24 jam. Kalau begini adanya jadi bagaimana BPJS pelayanannya bisa prima? Ini bahaya," terang dr Fikri.
Infrastruktur fasilitas kesehatan, termasuk fasilitas yang ada di puskesmas, menurut dr Fikri menggambarkan masih buruknya kondisi kesehatan di Indonesia. Diharapkan pada periode kepemimpinan selanjutnya, kesehatan bisa lebih diprioritaskan.
"Soalnya ya kan kalau berkaca pada Pembukaan UUD 1945 yang menyebutkan 'mencerdaskan kehidupan bangsa', mustahil bisa terwujud kalau masyarakatnya sakit-sakitan dan pelayanan kesehatannya belum prima," terang dr Fikri.(dtc)
Editor : Ahmad Adryan
BERITA LAINNYA +INDEKS
Tingkatkan Komitmen, PHR Selenggarakan Hari Keselamatan untuk Operasi yang Andal
DURI, 11 Desember 2023 — PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) menerapkan Stop Work Authority (SWA) seb.
Cara Membuat Kartu Kredit BRI Online
Berkembangnya teknologi di masa sekarang ini menuntut perubahan layanan perbanka.
TULIS KOMENTAR +INDEKS