PILIHAN +INDEKS
Plt Bupati Asmar Terima Penghargaan Cakaplah Awards 2024
Dibaca : 2577 Kali
Bengkalis Dinobatkan Daerah Informatif, Industri Pers Dipandang Sebelah Mata
Dibaca : 2741 Kali
Polsek Rangsang Ungkap Sindikat 3 Pengedar Narkoba Dalam Satu Hari
Dibaca : 2557 Kali
OpsTertib Ramdhan LK 2024 Sinergitas Subuh Keliling TNI POLRI
Dibaca : 2412 Kali
Foto warga Papua diikat, ditelanjangi dan ditusuk dengan kayu, beredar di media sosial.
Foto warga Papua diikat, ditelanjangi dan ditusuk dengan kayu, beredar di media sosial.
RADARPEKANBARU.COM - Foto warga Papua diikat, ditelanjangi dan ditusuk dengan kayu, beredar di media sosial. Pria dalam foto itu terlihat babak belur. Wajahnya berdarah, tangannya diikat, dan ditendang dari belakang.
Diduga, pria yang menurut status Marko Meepagoo Pekei ini , ditelanjangi polisi itu memang merupakan pelaku kriminal. Namun, cara polisi memperlakukan pelaku kejahatan itu dianggap berlebihan dan tidak manusiawi.
Foto warga Papua diikat dan ditelanjangi polisi diunggah di media sosial Facebook bernama Marko Meepagoo Pekei. Ada dua buah foto diunggah di akun tersebut.Di keterangan foto pertama, pemilik akun Facebook Marko Meepagoo Pekei menulis:
Dibawah ini memang tidak sopan karna memang tindakan aparat keamanan sudah diluar kontrol rasio alias biadab. Seharusnya aparat sadar bahwa orang yang memperlakukannya secara tidak manusiawi-pun memiliki martabat yang sama.
Semua orang tentu tahu hukuman paling berat ialah para narapidana yang terjerat dengan kasus narkoba yang dieksekusi mati, tetapi perlakuan terhadap mereka pun biasanya jelas menghindari tindakan yang menyakiti alias menyiksa, apalagi masyarakat sipil yang hanya ditangkap tapi penyiksaannya sungguh menyerihkan.
Dimana rasionalitas Aparat Keamanan di Papua? Sebaiknya Presiden Jokowi merevolusi mental para Aparat Keamanan yang bertugas di Papua.
Sedangkan pada foto kedua, pemilik akun Facebook Marko Meepagoo Pekei menulis:
Realita hingga kini menunjukkan bahwa kekerasan oleh Aparat Keamanan di Papua masih sering terjadi. Keseringan kasus kekerasan itu membuktikan akan adanya rantai kekerasan yang hingga kini belum diputuskan.
Kasus-kasus kekerasan tersebut mengingatkan pengalaman kolektif masyarakat atas penderitaan dan trauma masa lalu dan bila terus terjadi, maka akan menjadi suatu catatan panjang penderitaan.
Oleh karena itu, pengalaman yang telah ter-save dalam benak kolektif masyarakat Papua tersebut tentu akan menjadi sesuatu yang amat sangat sulit diselesaikan oleh negara.(Pojoksatu.id)
BERITA LAINNYA +INDEKS
Jabatan Pj Walikota Berakhir 22 Mei, Sekda Pekanbaru Minta Kinerja ASN Tak Boleh Terpengaruh
RADARPEKANBARU.COM - Jabatan Muflihun sebagai Penjabat (Pj) Walikota Pekanbaru, bakal berakhir pada .
Disdik Riau Rencanakan Program Sekolah Gratis Bagi Siswa Gagal Masuk Negeri
RADARPEKANBARU.COM - Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Riau, Tengku Fauzan Tambusai mengatakan akan m.
Flyover Simpang Empat Panam Dibangun Tahun 2025, Proses Ganti Rugi Belum Rampung
RADARPEKANBARU.COM - Pembangunan flyover Simpang Empat Panam rencananya dibangun pada 2025. Proses .
Edy Natar Nasution Daftar di Partai Demokrat Riau
RADARPEKANBARU.COM - Mantan Gubernur Riau Brigjen TNI (Purn) Edy Natar Nasution semakin menunjukkan .
KPU Siak Buka Pendafataran PPK dan PPS
RADARPEKAANBARU.COM - KPU Siak telah memulai tahapan pembentukan badan Adhoc PPK dan PPS untuk pilka.
Pasar Cik Puan Bakal Dijadikan Semi Modern, Usulan Anggaran Pembangunan Rp 80 M
RADARPEKANBARU.COM - Pembangunan Pasar Cik Puan Pekanbaru rencananya bakal berlanjut. Kelanjutan pem.
TULIS KOMENTAR +INDEKS