PILIHAN +INDEKS
Plt Bupati Asmar Terima Penghargaan Cakaplah Awards 2024
Dibaca : 2557 Kali
Bengkalis Dinobatkan Daerah Informatif, Industri Pers Dipandang Sebelah Mata
Dibaca : 2718 Kali
Polsek Rangsang Ungkap Sindikat 3 Pengedar Narkoba Dalam Satu Hari
Dibaca : 2533 Kali
OpsTertib Ramdhan LK 2024 Sinergitas Subuh Keliling TNI POLRI
Dibaca : 2389 Kali
Luar Biasa!!! Meski Bertangan Satu, Wanita Ini Bisa Jadi Pole Dancer Profesional
Wanita Tangan Satu
Jakarta,(radarpekanbaru.com)- Deb Roach (31) terlahir dengan keterbatasan fisik yang membuatnya berbeda dari orang kebanyakan. Sebab ia hanya memiliki satu tangan saat lahir. Selama hidupnya, Deb sering diejek dan diolok-olok oleh temannya. Meski selama bertahun-tahun merasa rendah diri, namun Deb berhasil bangkit dan malah menjadi pole dancer terkenal.
Deb tumbuh dan dibesarkan di Sydney, Australia. Titik balik hidupnya ketika ia berusia sekitar 20-an tahun. Pada usia itu ia mulai bangkit dan membangun kepercayaan dirinya dengan olahraga dan seni tari. Dengan belajar seni tari, perlahan ia mulai percaya diri dan tidak malu dengan keadaannya. Bahkan enam tahun yang lalu, ia menjadi pelatih profesional.
Deb berumur 20-an saat melihat pole dancing untuk pertama kali, dan kemudian ia mulai terpikat dengan jenis tarian tersebut. Kemudian ia mengikuti kelas pole dance. Ternyata ia dapat melakukan tarian itu dengan sangat bagus, tidak kalah dengan orang normal pada umumnya. Fleksibilitas, kekuatan dan ketekunan dirinya telah membuatnya lebih menonjol dan unggul dalam tarian itu. Demikian dilansir Asiaone, Selasa (24/12/2013).
Seperti diketahui pole dancing adalah salah satu jenis tarian dengan bantuan tiang yang membutuhkan kekuatan fisik yang sangat besar untuk melakukannya. Pole dance merupakan sebuah pertunjukan yang memadukan keindahan seni tari dan juga gerakan senam. Tak heran orang akan terkagum-kagum melihat apa yang dilakukan oleh Deb Roach yang mampu melakukan tarian tersebut hanya dengan satu tangan.
Deb adalah satu dari dua penari dengan keterbatasan fisik yang mengikuti Kejuaraan Internasional Pole Dance yang diselenggarakan di Singapura. Penari lainnya adalah Eri Kamimoto (30) dari Jepang, dia adalah penari pole dancing yang tuli. Kamimoto akhirnya menjadi pemenang.
Deb berharap akan lebih banyak lagi kompetisi menari yang membuka kesempatan bagi para penyandang cacat. Hal ini penting agar semua orang bisa melihat bahwa seseorang dengan keterbatasan fisik juga bisa melakukan sesuatu seperti orang normal pada umumnya.
"Meskipun saya memiliki keterbatasan fisik yang orang pikir akan membut saya sulit melakukan sesuatu, tetapi dengan ketekunan dan keinginan yang sangat kuat, saya bisa melakukan apa yang orang pikir tidak bisa saya lakukan, yaitu menjadi seorang penari pole dancing," ucap Deb.(dtc)
Editor : Ramli
Deb tumbuh dan dibesarkan di Sydney, Australia. Titik balik hidupnya ketika ia berusia sekitar 20-an tahun. Pada usia itu ia mulai bangkit dan membangun kepercayaan dirinya dengan olahraga dan seni tari. Dengan belajar seni tari, perlahan ia mulai percaya diri dan tidak malu dengan keadaannya. Bahkan enam tahun yang lalu, ia menjadi pelatih profesional.
Deb berumur 20-an saat melihat pole dancing untuk pertama kali, dan kemudian ia mulai terpikat dengan jenis tarian tersebut. Kemudian ia mengikuti kelas pole dance. Ternyata ia dapat melakukan tarian itu dengan sangat bagus, tidak kalah dengan orang normal pada umumnya. Fleksibilitas, kekuatan dan ketekunan dirinya telah membuatnya lebih menonjol dan unggul dalam tarian itu. Demikian dilansir Asiaone, Selasa (24/12/2013).
Seperti diketahui pole dancing adalah salah satu jenis tarian dengan bantuan tiang yang membutuhkan kekuatan fisik yang sangat besar untuk melakukannya. Pole dance merupakan sebuah pertunjukan yang memadukan keindahan seni tari dan juga gerakan senam. Tak heran orang akan terkagum-kagum melihat apa yang dilakukan oleh Deb Roach yang mampu melakukan tarian tersebut hanya dengan satu tangan.
Deb adalah satu dari dua penari dengan keterbatasan fisik yang mengikuti Kejuaraan Internasional Pole Dance yang diselenggarakan di Singapura. Penari lainnya adalah Eri Kamimoto (30) dari Jepang, dia adalah penari pole dancing yang tuli. Kamimoto akhirnya menjadi pemenang.
Deb berharap akan lebih banyak lagi kompetisi menari yang membuka kesempatan bagi para penyandang cacat. Hal ini penting agar semua orang bisa melihat bahwa seseorang dengan keterbatasan fisik juga bisa melakukan sesuatu seperti orang normal pada umumnya.
"Meskipun saya memiliki keterbatasan fisik yang orang pikir akan membut saya sulit melakukan sesuatu, tetapi dengan ketekunan dan keinginan yang sangat kuat, saya bisa melakukan apa yang orang pikir tidak bisa saya lakukan, yaitu menjadi seorang penari pole dancing," ucap Deb.(dtc)
Editor : Ramli
BERITA LAINNYA +INDEKS
Tingkatkan Komitmen, PHR Selenggarakan Hari Keselamatan untuk Operasi yang Andal
DURI, 11 Desember 2023 — PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) menerapkan Stop Work Authority (SWA) seb.
Cara Membuat Kartu Kredit BRI Online
Berkembangnya teknologi di masa sekarang ini menuntut perubahan layanan perbanka.
TULIS KOMENTAR +INDEKS