PILIHAN +INDEKS
Plt Bupati Asmar Terima Penghargaan Cakaplah Awards 2024
Dibaca : 2573 Kali
Bengkalis Dinobatkan Daerah Informatif, Industri Pers Dipandang Sebelah Mata
Dibaca : 2736 Kali
Polsek Rangsang Ungkap Sindikat 3 Pengedar Narkoba Dalam Satu Hari
Dibaca : 2554 Kali
OpsTertib Ramdhan LK 2024 Sinergitas Subuh Keliling TNI POLRI
Dibaca : 2408 Kali
Gagal di SEA Games, Pemerintah Diminta Evaluasi dan Jangan Cari Kambing Hitam
Ilustrasi
Jakarta, (radarpekanbaru.com)- Pemerintah Indonesia diminta melakukan evaluasi mendalam menyusul kegagalan Indonesia di SEA Games 2013. Apalagi ada gelaran Asian Games 2014 menanti.
Persiapan Indonesia menuju SEA Games XXVII memang sangat buruk. Gaji atlet dan pelatih yang telat, dan pengurangan partai-partai uji coba menjadi kendala. Beberapa cabang olahraga bahkan tak mendapat peralatan cukup dalam persiapan sebelum gelaran multicabang dua tahunan se-Asia Tenggara itu.
Terkait kegagalan tersebut, Menpora Roy Suryo sempat memberi indikasi bahwa perpecahan KONI yang dipimpin Rita Subowo dan KOI yang diketuai Tono Suratman sebagai sebuah faktor cukup besar, karena dalam perjalanannya KONI-KOI memang menunjukkan ketidakharmonisan semisal adanya dualisme saat mengesahkan keanggotaan cabang olahraga. Namun, tindakan ini ternyata dinilai seperti sedang mencari kambing hitam.
"Seharusnya pemerintah evaluasi kenapa gagal, bukan menunjuk perpecahan KONI-KOI sebagai sumber masalah. Sebab, pada SEA Games 2011 juga sudah ada dua lembaga itu. Apakah lantas disebut-sebut sebagai pangkal masalah?" kritik pengamat olahraga Tommy Apriantono dalam obrolan dengan detikSport.
"Menpora harusnya menyadari kalau dia gagal menyediakan kebutuhan SEA Games. Event ini kan sudah direncanakan sejak dua tahun sbeelumnya. Kok bisa dana telat, uang saku kurang, try out dipotong, peralatan tak datang," serunya.
Maka ketika akhirnya Indonesia cuma meraih 65 medali emas dan berada di peringkat empat perolehan medali, hal itu pun dinilai wajar. Justru target 120 medali emas yang sebelumnya dicanangkan malah disebut terlalu mengada-ada.
"Justru saya menanyakan dari mana perhitungan target 120 emas itu? Persiapan banyak kendala, kok berani memasang target begitu tinggi?" gugat kata pria yang juga berprofesi sebagai dosen ITB itu.
"Kalau berkaca dari SEA Games 2011, kita mendapatkan 180 emas dan menjadi juara umum keseluruhan, itu juga kan dibantu cabang olahraga yang mengada-ada. Kalau dihitung dari cabang olahraga Olimpiade, jumlah medali yang kita dapatkan menunjukkan kalau kita kalah dari Thailand."
"Kadang kita tidak fair dan menutupi fakta, waktu itu seolah-olah kita juara umum. Sekarang diulang lagi, sudah gagal, masih mengklaim mendapatkan jumlah medali total lebih banyak, padahal semua tahu medali emas yg dihitung. Berdalih dicurangi, padahal itu nggak lebih dari 20 persen dari cabang olahraga yang diikuti," tegasnya
Tommy pun meminta pemerintah segera berbenah dengan memaksimalkan Satuan Pelaksana (Satlak) Program Indonesia Emas (Prima) dan tegas membagi tugas KONI dan KOI. Apalagi ada event lebih besar di depan mata, Asian Games, di Incheon Korea Selatan. "Tahun depan tantangan lebih besar, kalau ingin mengukur pada event yang lebih fair ada Asian Games. Kita lihat bagaimana visi pemerintah?" ujar Tommy.(dtc)
Editor : Ramli
Persiapan Indonesia menuju SEA Games XXVII memang sangat buruk. Gaji atlet dan pelatih yang telat, dan pengurangan partai-partai uji coba menjadi kendala. Beberapa cabang olahraga bahkan tak mendapat peralatan cukup dalam persiapan sebelum gelaran multicabang dua tahunan se-Asia Tenggara itu.
Terkait kegagalan tersebut, Menpora Roy Suryo sempat memberi indikasi bahwa perpecahan KONI yang dipimpin Rita Subowo dan KOI yang diketuai Tono Suratman sebagai sebuah faktor cukup besar, karena dalam perjalanannya KONI-KOI memang menunjukkan ketidakharmonisan semisal adanya dualisme saat mengesahkan keanggotaan cabang olahraga. Namun, tindakan ini ternyata dinilai seperti sedang mencari kambing hitam.
"Seharusnya pemerintah evaluasi kenapa gagal, bukan menunjuk perpecahan KONI-KOI sebagai sumber masalah. Sebab, pada SEA Games 2011 juga sudah ada dua lembaga itu. Apakah lantas disebut-sebut sebagai pangkal masalah?" kritik pengamat olahraga Tommy Apriantono dalam obrolan dengan detikSport.
"Menpora harusnya menyadari kalau dia gagal menyediakan kebutuhan SEA Games. Event ini kan sudah direncanakan sejak dua tahun sbeelumnya. Kok bisa dana telat, uang saku kurang, try out dipotong, peralatan tak datang," serunya.
Maka ketika akhirnya Indonesia cuma meraih 65 medali emas dan berada di peringkat empat perolehan medali, hal itu pun dinilai wajar. Justru target 120 medali emas yang sebelumnya dicanangkan malah disebut terlalu mengada-ada.
"Justru saya menanyakan dari mana perhitungan target 120 emas itu? Persiapan banyak kendala, kok berani memasang target begitu tinggi?" gugat kata pria yang juga berprofesi sebagai dosen ITB itu.
"Kalau berkaca dari SEA Games 2011, kita mendapatkan 180 emas dan menjadi juara umum keseluruhan, itu juga kan dibantu cabang olahraga yang mengada-ada. Kalau dihitung dari cabang olahraga Olimpiade, jumlah medali yang kita dapatkan menunjukkan kalau kita kalah dari Thailand."
"Kadang kita tidak fair dan menutupi fakta, waktu itu seolah-olah kita juara umum. Sekarang diulang lagi, sudah gagal, masih mengklaim mendapatkan jumlah medali total lebih banyak, padahal semua tahu medali emas yg dihitung. Berdalih dicurangi, padahal itu nggak lebih dari 20 persen dari cabang olahraga yang diikuti," tegasnya
Tommy pun meminta pemerintah segera berbenah dengan memaksimalkan Satuan Pelaksana (Satlak) Program Indonesia Emas (Prima) dan tegas membagi tugas KONI dan KOI. Apalagi ada event lebih besar di depan mata, Asian Games, di Incheon Korea Selatan. "Tahun depan tantangan lebih besar, kalau ingin mengukur pada event yang lebih fair ada Asian Games. Kita lihat bagaimana visi pemerintah?" ujar Tommy.(dtc)
Editor : Ramli
BERITA LAINNYA +INDEKS
Juara Piala Ketua Umum Lanjut Exbisi PON XXI Aceh Sumut
Meranti,- Berdasarakan hasil Rapat Kerja (Raker) Provinsi Riau Indones.
28 Tim Sepak Bola Meranti dan Bengkalis Ramaikan Tanjung Padang Cup
Meranti,- Sebanyak 28 tim sepak bola di Kepulauan Meranti dan.
55 Tim Ramaikan Harjosari Cup II Desa Lemang
Meranti,-Sebanyak 29 tim voli putra dan 26 tim voli putri ikut berl.
Turnamen Voli Putra Riau Ambil Bagian Kapolri Cup 2023
Pekanbaru - Tim voli putra Riau ambil bagian dalam ajang turnamen K.
Sepak Bola Kampar Muda Bertekat Menjadi Sekolah Sepakbola
Kampar,- Guna mencapai tujuan pendirian Sekolah .
Gelar Operasi Gabungan Patroli Pengawasan Orang Asing di Perairan Meranti
Meranti,- Operasi Gabungan Patroli Perairan Tim Pengawasan Orang As.
TULIS KOMENTAR +INDEKS