PILIHAN +INDEKS
Plt Bupati Asmar Terima Penghargaan Cakaplah Awards 2024
Dibaca : 2454 Kali
Bengkalis Dinobatkan Daerah Informatif, Industri Pers Dipandang Sebelah Mata
Dibaca : 2624 Kali
Polsek Rangsang Ungkap Sindikat 3 Pengedar Narkoba Dalam Satu Hari
Dibaca : 2426 Kali
OpsTertib Ramdhan LK 2024 Sinergitas Subuh Keliling TNI POLRI
Dibaca : 2297 Kali
Pendemo Desak DPRD Kampar Bentuk Pansus Kasus Eva Yuliana
BANGKINANG, RADARPEKANBARU.COM - Massa pengunjuk rasa mendesak agar pihak Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kampar segera membentuk tim panitia khusus (pansus) untuk menuntaskan kasus dugaan penganiayaan oleh Eva Yuliana, Wakil DPRD Kampar.
"Jika tidak, kami akan melakukan upaya paksa dengan kembali menggelar aksi unjuk rasa di sini (Kantor Bupati Kampar)," kata Noriyon, salah satu koordinator massa mahasiswa dan gerakan lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang turun ketika itu, Senin (9/6/2014).
Aksi unjuk rasa massa yang tergabung dalam sejumlah organisasi mahasiswa meliputi Himpunan Mahasiswa Indoensia (HMI) Cabang Pekanbaru serta LSM Penjara itu berlangsung sejak pukul 11.00 WIB.
Demonstrasi tersebut disulut oleh laporan Nurhasmi (36) di Polres Kampar yang mengaku telah menjadi korban penganiayaan Eva Yuliana, isteri dari Bupati Kampar Jefry Noer.
Sejumlah pihak menyangkakan kasus tersebut telah ditunggangi oleh pihak lain yang memiliki kepentingan tertentu.
Kepolisian Daerah Riau sebelumnya juga mengungkapkan adanya sejumlah kejanggalan dalam kasus tersebut, termasuk korban yang kini di rawat di Rumah Sakit Umum Dearah (RSUD) Arifin Achmad Pekanbaru menolak diminta pulang karena tidak ada luka pada tubuhnya.
Aksi unjuk rasa para aktivis di Kabupaten Kampar di pusatkan di depan Kantor Bupati Kampar di Bangkinang, sementara sebelumnya itu, sejumlah aktivis ini telah menggelar pertemuan dengan sejumlah legisltor di gedung DPRD Kampar.
Pada pertemuan itu, antara legislator dan massa sempat ricuh, namun tidak baku hantam karena petugas keamanan dari Satauan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) serta kepolisian melakukan upaya negosiasi.
Massa kemudian kembali ke barisan dengan menggelas orasi di depan Kantor Bupati Kampar. Ketegangan juga sempat terjadi ketika beberapa pengunjuk rasa mencoba memaki sejumlah petugas kepolisian.
Sekitar seratusan orang pengunjuk rasa juga melakukan pembakaran ban bekas serta memblokir pintu utama Kantor Bupati. Puluhan aparat kemudian memagar kawat di lokasi yang sama menghadang massa untuk masuk ke dalam gedung.
"Kami menginginkan persoalan itu (dugaan penganiayaan) segera dituntaskan, jangan ada yang ditutup-tutupi. Pansus juga harus segera dibentuk," kata pengunjuk rasa dalam orasinya.
Sekitar pukul 16.00 WIB, massa kemudian membubarkan diri dengan tertib namun berjanji akan segera kembali untuk menggelar aksi serupa. (lam/gr)
"Jika tidak, kami akan melakukan upaya paksa dengan kembali menggelar aksi unjuk rasa di sini (Kantor Bupati Kampar)," kata Noriyon, salah satu koordinator massa mahasiswa dan gerakan lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang turun ketika itu, Senin (9/6/2014).
Aksi unjuk rasa massa yang tergabung dalam sejumlah organisasi mahasiswa meliputi Himpunan Mahasiswa Indoensia (HMI) Cabang Pekanbaru serta LSM Penjara itu berlangsung sejak pukul 11.00 WIB.
Demonstrasi tersebut disulut oleh laporan Nurhasmi (36) di Polres Kampar yang mengaku telah menjadi korban penganiayaan Eva Yuliana, isteri dari Bupati Kampar Jefry Noer.
Sejumlah pihak menyangkakan kasus tersebut telah ditunggangi oleh pihak lain yang memiliki kepentingan tertentu.
Kepolisian Daerah Riau sebelumnya juga mengungkapkan adanya sejumlah kejanggalan dalam kasus tersebut, termasuk korban yang kini di rawat di Rumah Sakit Umum Dearah (RSUD) Arifin Achmad Pekanbaru menolak diminta pulang karena tidak ada luka pada tubuhnya.
Aksi unjuk rasa para aktivis di Kabupaten Kampar di pusatkan di depan Kantor Bupati Kampar di Bangkinang, sementara sebelumnya itu, sejumlah aktivis ini telah menggelar pertemuan dengan sejumlah legisltor di gedung DPRD Kampar.
Pada pertemuan itu, antara legislator dan massa sempat ricuh, namun tidak baku hantam karena petugas keamanan dari Satauan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) serta kepolisian melakukan upaya negosiasi.
Massa kemudian kembali ke barisan dengan menggelas orasi di depan Kantor Bupati Kampar. Ketegangan juga sempat terjadi ketika beberapa pengunjuk rasa mencoba memaki sejumlah petugas kepolisian.
Sekitar seratusan orang pengunjuk rasa juga melakukan pembakaran ban bekas serta memblokir pintu utama Kantor Bupati. Puluhan aparat kemudian memagar kawat di lokasi yang sama menghadang massa untuk masuk ke dalam gedung.
"Kami menginginkan persoalan itu (dugaan penganiayaan) segera dituntaskan, jangan ada yang ditutup-tutupi. Pansus juga harus segera dibentuk," kata pengunjuk rasa dalam orasinya.
Sekitar pukul 16.00 WIB, massa kemudian membubarkan diri dengan tertib namun berjanji akan segera kembali untuk menggelar aksi serupa. (lam/gr)
BERITA LAINNYA +INDEKS
PT BSP, SKK Migas, dan Pengurus PWI Riau Bagikan Makanan Berbuka Puasa Secara Gratis
PEKANBARU - PT Bumi Siak Pusako (BSP) bersama dengan SKK Migas Perwakilan Sumbag.
Donor Darah HUT Ke-7 Raih Penghargaan MURI
JAKARTA - Penghargaan Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) kembali diraih organis.
Menko Polhukam Dukung Sosialisasi Pers Berwawasan Kebangsaan
Jakarta--Rencana program Sosialisasi Pers Berwawasan Kebangsaan yang akan dilaku.
Sosok H Asmar di Idam - Idamkan Masyarakat Meranti Menjadi Bupati Dari Sejak Dulu
Meranti,- Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Purna H Asmar adalah s.
Iconnet Icon Plus, Solusi Jaringan Internet untuk Daerah Blank Spot di Kampar
BANGKINANG – PLN Icon Plus Strategic Business Unit (SBU) Regional Sumatera Bag.
Pak Kapolda Tolong Bantu Rakyat Korban Mafia Tanah, Kenapa MULIANTO dan Johan Nur Belum Ditangkap ?
Pekanbaru - Bahwa terduga mafia tanah saudara MULIANTO sudah merugikan masyaraka.
TULIS KOMENTAR +INDEKS