Plt Bupati Asmar Terima Penghargaan Cakaplah Awards 2024
Bengkalis Dinobatkan Daerah Informatif, Industri Pers Dipandang Sebelah Mata
Polsek Rangsang Ungkap Sindikat 3 Pengedar Narkoba Dalam Satu Hari
OpsTertib Ramdhan LK 2024 Sinergitas Subuh Keliling TNI POLRI
Guru Pekanbaru Akui Banyak Dapat Intimidasi Sebelum Melakukan Unjuk Rasa
RADARPEKANBARU.COM.Ratusan guru SD dan SMP di Kota Pekanbaru yang melakukan aksi unjuk rasa di Kantor Walikota dan DPRD Pekanbaru, mengaku menerima banyak intervensi ataupun intimidasi dari berbagai pihak sebelum melaksanakan aksi.
"Kami sebelum ke sini (Kantor Walikota Pekanbaru) banyak dapat intimidasi," tutur salah seorang guru SD yang tidak ingin disebutkan nama sambil meneteskan air matanya, Selasa 5 Maret 2019.
Intimidasi yang diperoleh para guru tersebut cukup beragam. Dimana salah satunya didapat dari kepala sekolah tempat guru mengajar. "Teman-teman di sini ada yang sampai dikunci pagar sekolahnya supaya tidak bisa ikut demo hari ini," ungkap guru lainya.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Pekanbaru, Abdul Jamal, mengklaim tidak pernah ada intimidasi ataupun intervensi terhadap guru tersebut agar tidak melakukan aksi unjuk rasa.
"Intervensi mana ada. Cuma kita imbau kenapa ramai-ramai? Kalau kepala sekolah, tentu kepala sekolah tidak mengizinkan. Kita saling mengimbau. Apa salahnya perwakilan," terangnya.
Sementara dari penelusuran yang dilakukan , salah satu kepala sekolah yang tidak mengizinkan guru-gurunya melakukan aksi unjuk rasa hari ini ialah SMPN 25 Pekanbaru.
"Kami tidak bisa pergi. Pagar kami digembok. Kepala sekolah menjaga pintu gerbang. Kami minta maaf tidak bisa ikut demo (hari ini), kalau diulang demo lagi kami ikut," ujar salah seorang guru SMPN 25 Pekanbaru yang meminta namanya disembunyikan.
Menanggapi hal tersebut, Suwarni selaku Kepala Sekolah SMPN 25 Pekanbaru membantah kabar bahwasanya telah menghalangi guru-guru bergabung dan melakukan aksi unjuk rasa di Kantor Walikota Pekanbaru dan DPRD Kota Pekanbaru hari ini.
"Saya tidak melarang, cuma mereka bertugas mengajar jadi tidak saya izinkan meninggalkan tugas mengajar, meninggalkan anak-anak (murid). Tidak saya kunci (pagar), yang izin banyak, tapi yang mengajar saya suruh mengajar. Mereka guru profesional, jangan sampai siswa kita terlantar atau tidak belajar," jawab Suwarni saat dikonfirmasi via telepon.
Seperti yang diketahui, guru SD dan SMP di Kota Pekanbaru, mempertanyakan Peraturan Walikota (Perwako) Pekanbaru Nomor 7 Tahun 2019. Dimana dalam Perwako tersebut, guru bersertifikasi tidak lagi menerima tunjangan profesi. Gagal membuahkan hasil hari ini, perwakilan guru dijadwalkan bertemu langsung dengan Walikota Pekanbaru Jumat 9 Maret 2019 mendatang. (bpc)
Flyover Simpang Empat Panam Dibangun Tahun 2025, Proses Ganti Rugi Belum Rampung
RADARPEKANBARU.COM - Pembangunan flyover Simpang Empat Panam rencananya dibangun pada 2025. Proses .
Edy Natar Nasution Daftar di Partai Demokrat Riau
RADARPEKANBARU.COM - Mantan Gubernur Riau Brigjen TNI (Purn) Edy Natar Nasution semakin menunjukkan .
KPU Siak Buka Pendafataran PPK dan PPS
RADARPEKAANBARU.COM - KPU Siak telah memulai tahapan pembentukan badan Adhoc PPK dan PPS untuk pilka.
Pasar Cik Puan Bakal Dijadikan Semi Modern, Usulan Anggaran Pembangunan Rp 80 M
RADARPEKANBARU.COM - Pembangunan Pasar Cik Puan Pekanbaru rencananya bakal berlanjut. Kelanjutan pem.
KPU Kota Pekanbaru Resmi Buka Pendaftaran PPK Pilkada Tahun 2024
RADARPEKANBARU.COM - Mempersiapkan dan menyukseskan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Tahun 2024, ya.
285 Jemaah Calon Haji Kuansing Tergabung di Kloter 11 dengan Kampar
RADARPEKANBARU.COM - Sebanyak 285 Jemaah Calon Haji (JCH) Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing) akan.